Bagi penikmat kuliner Depok, mungkin sudah tidak asing lagi dengan nama Ayam Goreng Nelongso. Kuliner berbahan dasar ayam ini tengah populer karena harganya yang super murah, menjadi primadona khususnya kalangan mahasiswa. Bagaimana tidak? Spanduk di rumah makan ini menawarkan makan ayam goreng nelongso + nasi = Rp 5.000. Sangat menggiurkan bukan! Mau makan ayam goreng, tapi tetep hemat di kantong.
Dan ternyata, tidak hanya olahan ayam goreng saja yang disajikan di sini, beragam menu ditawarkan seperti bebek goreng, bebek bakar dan aneka olahan ikan goreng. Tidak ketinggalan varian sambal yang menjadi ciri khas dan rasanya makyuus pedasnya👍. Ada lebih dari 8 jenis sambal yang bisa dijadikan cocolan saat bersantap, diantaranya ada sambal ebi, sambal teri, sambal mangga muda, sambal korek pedas dan lainnya. Hmmm, bikin ngiler ya 😋.
![]() |
instagram @nanang_anakbaik |
Tapi tahukah kalau kuliner Ayam Goreng Nelongso sebenarnya sudah di kenal lebih dulu di Kota Malang. Pemiliknya membuka pertama kali di kota Malang sejak tahun 2013 dan semakin sukses hingga memiliki 71 cabang yang tersebar di berbagai kota besar. DIbalik kesuksesan Ayam Goreng Nelongso, sosok sang pemilik menjadi sorotan, lantaran kegigihannya dan ketekunannya dalam membangun usaha kuliner ini.
Ia adalah Nanang Suherman. Pria kelahiran Probolinggo, 5 Januari 1987 merupakan pengusaha muda yang sukes berbisnis kuliner. Bukan tanpa kendala, banyak lika liku yang beliau hadapi dalam perjuangannya berbisnis sebelum akhirnya membanting setir ke dunia kuliner yang kini membesarkan namanya. Lalu seperti apa cerita selengkapnya dari sosok pengusaha besar tersebut? Berikut ulasannya ☺️
Berasal Dari Keluarga Sederhana
Tinggal di sebuah kota kecil tepatnya di Pajarakan, Probolinggo, sosok Nanang Suherman merupakan anak lelaki tunggal yang berasal dari keluarga sederhana. Kendati merasakan kemiskinan semasa kecil, Nanang tumbuh menjadi pemuda yang penuh mimpi dan ambisi. Ia bertekad untuk dapat melanjutkan kuliah meski sang ibu kurang mendukung karena keterbatasan biaya.
Sayangnya, Nanang harus putus kuliah di semester awal sebab orang tua sudah tidak lagi dapat membiayai kuliah dan memintanya kembali pulang. Namun, Nanang bersikukuh untuk memilih tetap tinggal dan mencari kehidupan sendiri di Malang.
Mengawali Bisnis Mulai Loper Koran Sampai Biji Plastik
Tahun 2005 adalah pertama kalinya ia menginjakkan kaki di Malang. Demi menyambung hidup dan membiayai kuliah, ia harus mengambil keputusan besar untuk mulai bekerja. Beruntung, ia memiliki teman yang menjadi agen loper koran. Ia lalu mengulak koran dan temannya dan mulai berjualan di lampu merah Dinoyo. Kendati yang ia lakukan mendapatkan cibiran dan hinaan dari sanak saudara yang malu melihatnya berjualan koran, Nanang tidak memperdulikan. Sebab ia sudah memiliki mindset ingin mencapai agen loper koran.
“Saya atur bisnis itu, saya tabung hasilnya, dah bener. 4 bulan saya sudah punya 3 orang karyawan dan saya sudah scaling up menjadi agen loper koran. Jadi saya sudah punya gerobak di beberapa titik. Ya kalau sudah ada gerobak di beberapa titik, itu biasanya musuhnya adalah satpol pp. Dan ternyata bener gerobak-gerobak saya banyak dihancurin sama mereka. Itu adalah bisnis pertama, berkembang sampai saya habis di loper koran” ujarnya pada sebuah video yang diunggah pada kanal YouTube Pecah Telur
Nanang kemudian mencoba peruntungan di bisnis lainnya mulai dari menjadi sales komputer hingga bisa membuka toko komputer sendiri dan memenangkan beberapa projek pemerintahan saat itu. Kemudian berbisnis menjadi makelar mobil hingga mempunyai showroom mobil bekas yang rata-rata masih di harga 10-20 juta. Hanya saja setiap usahanya harus tutup dan gulung tikar. Sampai akhirnya ia harus melakoni pekerjaan sebagai pegawai di salah satu perbankan.
Suatu waktu ada yang merubah pemikiran tatkala melihat sanak saudaranya yang begitu sukses pada usaha besi tua yang digeluti. Nanang tertarik untuk mencari tahu hingga seorang pamannya yang tinggal di Bumiayu memperbolehkannya untuk ikut bekerja padanya. Nanang memutuskan untuk keluar dari pekerjaan sebagai pegawai bank dengan gaji 1,8 juta dan memilih bekerja di usaha besi tua pamannya dengan gaji hanya 400 ribu. Meski ibunda kecewa, Nanang berusaha menyakinkan bahwa ini adalah dapat menjadi jalannya memiliki usaha besi tua.
Pemilik akun IG @nanang_anakbaik ini menuturkan “Kalau saya di perbankan, saya mungkin 10 tahun bahkan seumur hidup, saya nda mungkin punya bank. Tapi kalau di besi tua, walaupun saat ini gaji 400 setidaknya kalau nanti aku sudah fasih dan mahir, 2 tahun aku akan haji. Karena aku lihat perjuangan para saudara saudara ini rata-rata 1 tahunnya sdh beli mobil, terus di tahun kedua, tahun ketiga sampai tahun kelima sudah pada haji semua, ini mindset. Kalau dengan gaya saya, insyallah dua tahun saya akan haji”
Nanang mulai terjun dan fokus belajar di pengolahan biji plasti, sampai ia sudah memiliki tabungan sebesar 1,5 juta dan meminta izin kepada pamannya untuk dapat membuka usaha sendiri. Walhasil, bisnis pengolahan biji plastik yang Ia jalani berkembang dengan pesat.
Motivasi Kuat dari Istri Tercinta
Kesuksesan memang tidak selalu berada di atas, ada kalanya terjatuh dari kesuksesan yang telah di bangun. Begitupun yang dirasakan Nanang, usaha pengolahan biji plastik mengalami kemerosotan, yang membutuhkan banyak modal hingga akhirnya ia harus terlilit hutang di berbagai bank dan non bank. Bukan sedikit, hutangnya mencapai 1,3 milyar. Ia mengatakan bahwa setiap hari bisa 3 orang debt collector yang datang untuk menagih hutang.
Karena sudah tidak mampu lagi untuk membayar kos-kosan, mereka sampai terusir dari rumah dan harus berpindah tidur dari satu pom bensin ke pom bensin lainnya. Ia pun sempat bekerja sebagai pemulung untuk dapat membayar biaya bersalin. Kendati hidup susah, sang istri selalu menyemangatinya dan berusaha menjaga martabat suami. Istri beliau pun bahkan tidak mengizinkannya untuk melamar pekerjaan karena melihat potensi suaminya dalam berwirausaha.
“ngga usah deh yang, mending kamu tidur aja cari inspirasi. Aku nikahin kamu tuh karena aku tau kamu punya potensi. Kalau kamu ujungnya hanya bekerja atau menjadi karyawan, aku mending ngga menikah sama kamu dari dulu. Aku lebih baik kamu hari ini jualan cilok daripada kamu harus kerja di tempat lain” Tambahnya tentang sang istri yang senantiasa menyemangati
Memutuskan Membuka Warung Makan
keberuntungan itu tidak pernah ada, yang ada itu bagaimana kita terus berusaha ada peluang, tapi kalau tidak kita ambil, tidak jadi beruntung. Situ kan ada peluang, saya untuk membuka warung. karena apa? ada bekas gerobak, dan lain lain yang sudah tersedia, dan saya ambil keputusan itu sehingga akhirnya jadilah saya buka warung
Beliau mengisahkan hanya memiliki simpanan 500ribu untuk ia bisa gunakan menyewa tempat berjualan. Mendapatkan penolakan dimana-mana, akhirnya ia menemukan sebuah rumah bekas warung yang oleh pemiliknya, ia diperbolehkan menggunakan peralatan yang ada di warung tersebut seperti wajan, kompor, meja dan gerobak.
Dari sinilah ia terinspirasi untuk membuat warung makan yang menjual lalapan dan bebek. Meski tidak mahir memasak, ia menyakini selama lidahnya sehat dimana makanan atau warung yang jual makanan yang ia suka, itu selalu ramai. Maka menandakan lidahnya sehat dan umum. Selebihnya ia mengandalkan belajar resep dari google dan youtube.
Tapi malang, setelah tiga bulan berjalan, gerobak jualannya di curi orang. Tidak patah semangat, Nanang pun indah di salah satu pujasera. Di tempat inilah berdiri usaha Ayam Goreng Nelongso. Bukan tanpa alasan nama ini tercetus. Ia menuturkan sebelumnya warung makannya ia beri nama Griya Bebek & Ayam Mas Nanang. Namun, usahanya sempat terhalang oleh penjual senior yang tidak menginginkan ia menjual menu makanan lalapan, hingga beritanya sampai kepada pengelola.
“Ini buka lalapan, sego sambal. Saya tidak jual ayam goreng, Cuma sayap sama ceker, jadi sayap goreng, ceker goreng, ditaruh di nasi saya siram sambal. Pokoknya saya harus bisa jualan. Namanya apa mas. Namanya Ayam Goreng Nelongso, langsung nyeletuk aja saat itu, Allah yang kasih nama” tutur ayah 6 orang anak ini.
Mengembangkan Ayam Goreng Nelongso
Siapa sangka usaha menjual Ayam Goreng Nelongso laris manis hingga diawal ia dapat mengantongi setoran sebesar 50-100ribu. Namun, usahanya harus terkena penggusuran, dan ia lanjut pindah ke salah satu ruko di area bagian depan pujasera. Disana, Nanang dapat membuka kembali kedai makannya selama 24 jam.
Semakin terkenal, ia membuka cabang ke-2 dan ke-3. Selama berjualan di sana, musibah kembali menimpa kedainya tersebut terbakar habis. Bahkan kebakaran kedainya sempat diliput berbagai media nasional.
![]() |
Instagram @ayamnelongso |
Pantang menyerah, ia terus berjuang dan mendirikan kembali restoran ayam gorengnya. Karena saat itu media meliput kebakaran outletnya dengan Ayang Goreng Nelongso, akhirnya memutuskan untuk membuka kembali dengan nama kedai Ayam Goreng Nelongso dengan tetap mempertahankan logo aslinya.
Kini, kedai makannya kian ramai dan viral hingga bisa membuka cabang ke-4, cabang ke-5 hingga cabang ke 71 yang baru saja grand opening di Purwosari pada 24 Juni 2021.
Untuk merekrut karyawannya, Nanang menerapkan hal yang sangat sederhana, yakni memastikan orang yang ia rekrut adalah orang baik. Ia memilih untuk tidak mengambil professional, baginya yang terpenting adalah membuat pintar orang baik. Sehingga ia dapat memasrahkan dan mempercayakan bisnisnya kepada orang baik.
Ayam Goreng Nelongso memiliki varian menu yang menarik tak hanya jenis makanan ayam dan bebek tapi juga berbagai jenis sambal sehingga konsumen dapat dengan bebas memilih sesuai selera. Ayam Goreng Nelongso semakin terus berkembang dan tersebar di berbagai cabang di Malang dan kota di Indonesia, seperti Surabaya, Bandung, Yogyakarta, Denpasar dan masih banyak kota lain dengan total cabang outlet saat ini hingga 71 cabang.
Untuk video kisah perjalanan bisnis Nanang Suherman dapat dilihat di Kanal Youtube Pecah Telur "Spesial Edition 20th Untold Story of Ayam Goreng Nelongso" dibawah ini
keren ya , orang2 seperti ini pantang menyerah
ReplyDeleteTerima kasih kak Tira sudah mampir. Sehat selalu ya ☺️💙
DeletePengalaman mas Nanang Suherman luar biasa ya. Dalam menggapai kesuksesannya itu semangat kerja kerasnya yang tidak pantang menyerah. Itu patut dijadikan contoh bagi saya.
ReplyDeleteTulisan kak Nuny sangat menginspirasi. Salam kenal dan sehat selalu ya kak ❤️
Terima kasih kak sudah mampir. Salam kenal juga ya ☺️
DeletePerlu di contoh nih sepak terjang mas Nanang agar kita termotivasi untuk lebih bersemangat dalam meraih kesuksesan
ReplyDeleteTerima kasih kak sudah mampir. Salam kenal dan sehat selalu ☺️💙
DeleteKerja keras, doa dan tidak pindang menyerah membuahkan hasil 71 outlet ayam goreng ngelongso
ReplyDeleteTerima kasih kak sudah mampir. Salam kenal dan sehat selalu ☺️💙
DeleteKeren yah kisah hidup dan kesusksesannya...aku setuju banget jika Keberuntungan itu harus diusahakan bukan diam menunggu mengharap keberuntungan tanpa melakukan apa2
ReplyDeleteTerima kasih kak sudah mampir. Salam kenal dan sehat selalu ☺️💙
DeleteInspirasi semangat juang Pak Nanang memang bisa kita tiru, agar terus berusaha dalam melakoni tugas dengan baik
ReplyDeleteTerima kasih kak sudah mampir. Salam kenal dan sehat selalu ☺️💙
Delete