Kecantikan yang sehat dan alami menjadi idaman sebagian besar wanita. Beragam upaya dilakukan kaum hawa untuk meningkatkan kecantikannya agar selalu terlihat indah dan sempurna. Merawat kecantikan dengan penggunaan kosmetik dianggap cara paling ampuh yang banyak dilakukan. Apalagi produsen produk kecantikan semakin berlomba-lomba menawarkan keunggulan produknya.
Produk kecantikan tidak terbatas pada makeup saja, tetapi termasuk produk personal care dan skin care. Banyak manfaat penggunaan produk kecantikan dalam kehidupan sehari-hari diantaranya melindungi kulit dari paparan sinar UV, membersihan kotoran yang melekat pada tubuh serta mengangkat sel-sel kulit mati sehingga kulit menjadi lebih sehat.
Namun, dibalik beragam manfaatnya, pernahkah kita menyadari apakah produk kecantikan yang digunakan telah ramah lingkungan?. Atau mungkin selama ini saat membeli produk kecantikan hanya melihat mereknya yang terkenal, tergiur oleh manisnya iklan, sehingga tidak mengecek kandungan produknya?. Padahal banyak produk kecantikan yang dijual di pasaran menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya yang dapat menyebabkan dampak buruk jangka panjang bagi kesehatan dan lingkungan.
Berkaca dari pengalaman pribadi, saya sudah beralih menggunakan green cosmetic sebagai pilihan kecantikan semenjak tahun 2016. Awal bekerja di perkantoran yang setiap hari didalam ruangan menggunakan makeup. Dalam membeli produk kecantikan, saya lebih mengutamakan merek ketimbang kecocokan atau tidak dengan kulit.
Kemudian ketika saya berganti pekerjaan menjadi tour leader yang setiap kali berada di luar ruangan dan rentan terkena radiasi matahari dan polusi udara. Dalam membeli produk kecantikan tidak lagi mengandalkan merek, melainkan apakah produk tersebut berisi kandungan tabir surya. Saya belum juga sadar lingkungan!, Apalagi mengetahui bahwa bahan aktif tabir surya berdampak buruk bagi ekosistem lingkungan.
Tahun 2016 saya pindah bekerja dan tinggal di Ubud-Bali. Disinilah titik perubahan lifestyle kecantikan saya yang sebelumnya konvensional menjadi organik. Bos saya yang merupakan warga negara asing telah lama menerapkan gaya hidup organik. Dalam kesehariannya, beliau menggunakan produk natural dan organik, mulai dari bahan makanan, minyak untuk memasak, kosmetik, pembalut wanita hingga produk pembersih seperti deterjen dan sabun mandi. Saya mulai mengenal, mencoba dan akhirnya memakai beberapa green product untuk sehari-hari. Apalagi di Ubud banyak usaha kecil dan menengah (UKM) yang memproduksi produk ramah lingkungan dan ini menjadi daya tarik bagi warga asing baik turis maupun expat yang tinggal di Bali. Memang dari segi harga berada di atas rata-rata harga produk non-organik. Tetapi, dari segi kualitas jauh lebih aman bagi kesehatan, ramah lingkungan dan ramah sosial. Selain itu, potensi ekonomi dari produksi produk organik menciptakan peluang lapangan pekerjaan yang berdampak pada masyarakat sejahtera. |
samphoo (ingredient: gentle touch, frangipani, lemongrass, ylang-ylang, antiseptic, rose) sumber: nadisherbal.com |
Satu produk ramah lingkungan yang saya gunakan dari UKM di Ubud adalah Nadis Herbal. Produsen kosmetik dan obat tradisional yang sudah berdiri sejak tahun 2011. Produk herbal yang dihasilkan 100% menggunakan bahan-bahan alami yang ada disekitar dan organic farm yang mengusung usaha pertanian tanpa limbah atau zero waste. Sebagian besar bahan baku diproses secara organik dengan mengkombinasikan sedikit teknologi untuk menciptakan produk-produk kosmetik yang mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional. Banyak macam produk yang sudah dihasilkan seperti shampoo, lip balm, spray anti nyamuk, lotion, minuman organik, body scrub dan lainnya.
Pilih Green Cosmetic, sadar lingkungan atau adaptasi tren baru?
Dalam beberapa tahun terakhir, tren kecantikan “back to nature” menjadi sangat populer. Produk berlabel ramah lingkungan semakin mudah ditemukan di store offline dan online. Hanya dengan melihat produk tersebut berembelkan “green”, secara otomatis langsung berasumsi bahwa produk ataupun produsen tersebut telah ramah lingkungan. Bahkan mudah mengklaim kalau produk tersebut adalah “100% organik” atau “dibuat secara alami”. Padahal untuk mengetahui suatu produk dikatakan sudah ramah lingkungan membutuhkan klarifikasi mendalam, seperti formulasi bahan yang digunakan, praktik produksinya, maupun metode pengemasan produk.
Nah, yang menjadi pertanyaan, apakah memilih green cosmetic karena sadar lingkungan atau mengikuti arus tren kecantikan?. Sewaktu saya tinggal di Ubud, tren cantik “back to nature” belum terlalu populer dikalangan masyarakat lokal. Jadi meski banyak diproduksi oleh ukm, daya minat dan beli warga lokal masih rendah. Sebaliknya, produk natural dan organik sangat diminati oleh warga negara asing, karena tingkat pemahaman dan kesadaran lingkungan yang sudah lebih bagus.
Pada dasarnya green cosmetic atau biasa dikenal “clean beauty” diartikan sebagai produk non-toxic yang secara aktif membantu tercapainya tujuan kecantikan. Menurut Scientific Adviser Nu Skin Enterprises Dr. Paul Alan Cox menerangkan terdapat dua macam green cosmetics, yakni kosmetik natural dan kosmetik organik.
Dijelaskan kosmetik natural memakai bahan alami, namun masih menggunakan bahan kimia dalam kategori dosis ringan dan aman. Sementara kosmetik organik dibuat dari bahan-bahan alami yang dikembangbiakkan dalam standar organik, yang berarti tumbuhan yang digunakan sebagai bahan baku tidak disemprotkan pestisida atau menggunakan pupuk kimia.
Berencana beralih ke Green Cosmetic, ikuti tips ini!
Semakin tinggi kepedulian terhadap lingkungan, maka semakin baik dalam memperlakukan kecantikan fisik. Memang butuh proses ketika merubah pola kecantikan konvensional menuju kecantikan “back to nature”. Tetapi kita harus mulai sadar mengingat penggunaan produk kecantikan konvensional masih mengandung bahan-bahan kimia beracun yang tanpa disadari menyebabkan berbagai kerusakan lingkungan, permasalahan sosial dan risiko penyakit berbahaya bagi kesehatan. Kita sebagai pengguna haruslah mulai bergerak untuk tidak lagi memberikan dukungan kepada produk atau merek apapun yang tidak ramah lingkungan dan ramah sosial.
Lantas bagaimana memulainya untuk beralih ke green cosmetic? Ada banyak cara yang bisa dilakukan, karena pada dasarnya semua bergantung dari niat dan keinginan untuk berubah. Jika ingin saja tanpa ada kemauan disertai action untuk berubah. Pastinya hasilnya akan nihil.
Berubah atau beralih tidak mesti sekaligus, namun bisa dilakukan secara bertahap yang kemudian menjadi sebuah kebiasaan. Belajar dari pengalaman pribadi, berikut ini saya bagikan tips memilih produk ramah lingkungan yang dapat dilakukan saat dalam tahap peralihan menuju green cosmetic:
- Pilih yang menggunakan lebih banyak bahan organik atau bahan buatan (wild-crafted)
Pilih produsen dan produk kecantikan yang menggunakan lebih banyak bahan organik atau bahan buatan (wild-crafted). Ini cenderung lebih aman bagi kesehatan dan tidak memberikan dampak buruk bagi lingkungan. Jika bingung, perhatikan logo pada kemasan. Apabila terdapat gambar logo dibawah ini, menandakan produk termasuk ramah lingkungan.
Carilah bahan-bahan berkelanjutan yang digunakan pada produk seperti minyak kelapa, minyak rami dan lidah buaya. Karena bahan-bahan tersebut mudah diperbaharui dan pilihan ramah lingkungan yang bagus. Jika memilih membeli produk non-organik, sebaiknya cek dan lakukan sedikit riset tentang bagaimana produsen tersebut mendapatkan bahan-bahannya. |
- Lakukan riset bahan produk
Jika memilih membeli produk tidak ramah lingkungan (non green product) berarti harus siap dengan risiko kandungan bahan-bahan kimia didalamnya. Namun usahakan lebih selektif dan teliti dalam memeriksa kandungan bahan yang digunakan. Cek kembali ingredients produk, label ataupun sertifikasi produk. Apabila terdapat bahan-bahan kimia yang tidak dikenal, sebaiknya berkonsultasi kepada BPOM (Badan Pengawas Obat & Makanan) atau dokter yang kompeten sebelum memutuskan membeli produk tersebut.
- Kurangi dan hindari menggunakan produk yang mengandung minyak kelapa sawit
Keberadaan komoditas lokal minyak kelapa sawit memang menjadi dilema. Di satu sisi merupakan primadona minyak nabati dunia yang memberikan keuntungan menggiurkan. Di sisi berlawanan, produksi minyak kelapa sawit yang begitu massif telah mengakibatkan deforestasi destruktif yang menyebabkan terjadinya kebakaran, penggundulan hutan, gesekan sosial, pemanasan global hingga mengancam hilangnya habit hewan dan spesies langka yang tinggal di dalam hutan. Dikutip dari laman bbc.com (Indonesia) tahun 2018, sebuah penelitian mengungkapkan bahwa sejak tahun 1999, lebih dari 100.000 kematian orangutan di pulau Kalimantan selama 16 tahun terakhir.
Dengan karakteristiknya yang khas, minyak kelapa sawit memang dianggap serbaguna dan banyak digunakan mulai dari kosmetik, makanan ringan, produk pembersih rumah tangga, perawatan tubuh bahkan juga makanan hewan. Pada kemasan produk, minyak kelapa sawit biasa dikenal dengan minyak nabati atau lemak nabati. Jadi, kurangi dan hindari membeli produk yang mengandung minyak kelapa sawit.
- Pilih tabir surya berlabel board spectrum
Tinggal di negara tropis, krim tabir surya memang menjadi produk kecantikan yang paling diandalkan. Karena fungsinya yang dapat melindungi kulit tubuh dari dampak paparan sinar ultraviolet. Tapi sudahkah cek kandungan produknya?, karena ternyata zat yang terkandung bersifat racun bagi koral.
Adalah Oxybenzone atau juga dikenal dengan Benzophenone-3 yang merupakan senyawa kimia aktif paling sering ditemukan pada produk tabir surya. Bahan kimia ini dapat mempercepat proses pemutihan terumbu karang, merusak DNA karang dan menggangu reproduksi pertumbuhan karang muda. Sedangkan terumbu karang menampung beragam ekosistem dan makanan bagi beragam organisme laut.
Jadi apa solusinya? Pilihlah tabir surya berlabel “board spectrum”, berbahan dasar mineral yang mengandung titanium dioksida (titanium dioxide) dan seng oksida (zinc oxide). Senyawa ini sama efektifnya dengan tabir surya kimia dan cenderung lebih aman bagi kesehatan serta tidak merusak lingkungan.
- Pilih kapas organik atau reusable cotton pad
Wanita memang paling banyak menggunakan kapas dan tisu untuk segala keperluan seperti membersihkan wajah dan makeup. Padahal kedua benda ini menjadi penyumbang terbesar mikroplastik di perairan. Kotoran dan bahan kimia yang terdapat pada kapas dan tisu justru lebih sulit terurai. Mikroplastik dari kapas dan tisu yang berakhir ke lautan berisiko “tertelan” oleh organisme laut dan bisa menyebabkan kematian. Sementara, jika terbuang di tempat pembuangan sampah, maka bahan kimia akan meresap ke dalam tanah dan meracuni bumi.
Oleh karenanya, pilihlah kapas yang terbuat 100% organic cotton, atau reusable facial pad (kapas kain yang dapat digunakan cuci-pakai berkali-kali). Bisa didapatkan melalui situs e-commerce atau store produk organik. Tapi kalau mau hemat biaya, bisa membuat sendiri dari bahan katun yang lembut.
- Pilih yang bebas pewangi dan pewarna
Produk tanpa bahan pewangi dan pewarna pastinya lebih baik bagi lingkungan, tidak mencemari udara dan air. Pada produk ramah lingkungan kebanyakan tidak memiliki bau, kalaupun berbau wangi adalah berasal dari ekstrak atau konsetrat tumbuhan dan buah. Meski mengenai kulit sensitif masih cenderung minim reaksi negatif.
- PIlih kemasan yang minimal
Semakin minim kemasan, semakin baik untuk bumi. Segala jenis kemasan produk seperti botol, tabung plastik yang digunakan untuk isian sampo, pelembab, lipstik dan lainnya. Semuanya akan berakhir di lautan atau tempat pembuangan sampah yang kemudian melepaskan racun ke lingkungan. Kemasan membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai, ditambah mikrobeads (plastik) yang digunakan pada isian produk. Jika terbawa sampai ke lautan dapat berisiko “termakan” oleh hewan laut, dan bisa berakhir di meja makan kita!.
Bayangkan, berdasarkan penelitian dari Kemenko Maritim mengklaim per 2019 menemukan 80% dari ikan di laut Indonesia terkontaminasi sampah plastik. Mengerikan bukan!
Jadi, pilih kemasan yang menggunakan bahan biodegradable (mudah hancur dengan lingkungan sekitar), bahan plastic-free, kaca dan kertas daur ulang. Jika memungkinkan tanpa kotak luar. Jangan lupa periksa label produk, jika mengandung micro-beads/plastic, lebih baik carilah merek atau produk alternatif.
- Pilih produk yang peduli masalah lingkungan
Bukan sekedar berlabel ramah lingkungan, tetapi pilih produsen atau produk kecantikan yang menyumbangkan sebagian hasil penjualan atau memberikan kontribusi untuk penanganan masalah lingkungan. Selain kita turut berpartisipasi mendukung program eco-green, yang terpenting adalah kelestarian lingkungan terjaga dengan baik dan sumber daya alam tetap berkelanjutan.
Selain pilih Green Cosmetic, apa cara lain mendapatkan kecantikan yang ramah lingkungan?
Perlu dipahami bahwa green cosmetic berasal dari bahan-bahan alami dan organik tanpa bahan kimia beracun. Sejatinya, siapapun bisa mendapatkan cantik alami dengan memanfaatkan bahan alami yang ada disekitar dan tetap mendapatkan khasiatnya. Apa yang bisa dilakukan?. Dua hal ini yang saya lakukan dirumah untuk mendapatkan kecantikan ramah lingkungan selain menggunakan green cosmetic.
- Menanam tanaman herbal di pekarangan.
daun sirih merah (sumber: dok. pribadi) |
Indonesia memiliki beragam potensi komoditas dan sumber daya alam. Kini, industri kecantikan mulai melirik komoditas lokal terutama tanaman pertanian masuk kedalam kandungan produknya, salah satunya kopi. Kopi diyakini kaya kandungan nutrisi penting seperti riboflavin (vitamin B2), niasin (vitamin B3), magnesium, kalium, dan berbagai senyawa antioksidan yang berguna untuk wajah dan kesehatan. Produk kecantikan berbahan kopi pun banyak dijual di pasaran dalam bentuk sabun mandi, body lotion, lip balm, hingga parfume. Selain itu, kopi juga merupakan komoditas berkelanjutan karena dapat dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Nah, kita bisa menggunakan bahan komoditas kopi dan menggunakannya sehari-sehari. Terlebih jika kita membeli dari UKM-UKM lokal di daerah. Selain memiliki kualitas kopi yang jauh lebih baik daripada kopi yang banyak di jual di supermaket, membeli langsung pada UKM lokal dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di daerah. Kopi dapat dikonsumsi secara rutin dengan jumlah yang tepat ataupun digunakan sebagai masker dan scrub. Khasiatnya yang bisa dirasakan diantaranya membantu mencegah penuaan, bintik hitam dan garis halus pada wajah, serta membantu menurunkan risiko terkena kanker kulit.
Apa pentingnya beralih ke Green Cosmetic?
Dengan beragamnya pilihan produk kecantikan, kita sebagai pengguna harus selektif dan sadar betul terhadap produk yang dipilih. Memilih green cosmetic sebagai produk kecantikan ramah lingkungan, tidak semata bertujuan untuk mendapatkan cantik yang sehat dan alami. Tetapi memiliki peran yang berdampak di semua lini kesehatan, lingkungan, sosial dan ekonomi.
- Tanggung jawab terhadap lingkungan
Kita harus menyadari bahwa menggunakan produk kecantikan dengan kandungan bahan kimia beracun adalah penyebab di balik kerusakan lingkungan yang berkelanjutan. Memilih green cosmetic sebagai pilihan kecantikan, merupakan bentuk tanggung jawab kita terhadap alam dan lingkungan. Tidak hanya untuk mempercantik kulit, namun dapat membantu keberlanjutan alam dan sosial.
- Kesehatan jangka panjang
Bumi kita tidak layak mendapatkan bahan kimia beracun, begitupun dengan tubuh kita. Jika kecantikan alami bukan menjadi prioritas, setidaknya mempertimbangkan tentang kesehatan. Dilansir dari laman www.returntonow.net (2018) mengenai bahan kimia dalam makeup, menerangkan bahwa tubuh kita menyerap hingga 5 kilogram zat berbahaya melalui produk kecantikan per tahunnya.
Diantaranya zat paling berbahaya adalah paraben yang digunakan sebagai bahan pengawet pada kosmetik dan produk pembersih. Menurut beberapa penelitian ilmiah, paraben membuat tubuh berhenti memproduksi estrogen yang dapat menjadi penyebab berbagai penyakit seperti kanker, menurunnya sistem kekebalan tubuh dan alergi.
Jadi, jangan mempertaruhkan kesehatan kita!. Yang harus selalu diingat adalah periksa label produk!. Beberapa merek green cosmetic memang lebih mahal. Tetapi jika mempertimbangkan manfaat jangka panjang, harganya pasti sepadan.
- Menutrisi kulit dan rambut
Kulit yang menutupi seluruh tubuh perlu di beri nutrisi. Kulit berfungsi sebagai alat proteksi terhadap gangguan kimiawi, gangguan fisik dari luar, gangguan yang bersifat panas serta gangguan infeksi. Sama halnya dengan rambut yang berfungsi untuk melindungi kulit kepala dari sengatan langsung sinar matahari. Merawat rambut bukan hanya masalah estetika tetapi tentang melindungi kesehatan.
Bahan-bahan organik dan alami yang terkandung dalam green cosmetic memberikan nutrisi penting yang dibutuhkan kulit dan rambut. Bahan dari green cosmetic adalah semua bahan alami seperti minyak zaitun, minyak almond, lidah buaya, minyak kelapa, dll. Bahan alami tersebut mengandung antioksidan yang bersifat anti penuaan sehingga membantu kulit menjadi lebih sehat.
- Green cosmetic bernilai ekonomis
Banyak yang berpikiran kalau kosmetik ramah lingkungan lebih mahal dari kosmetik non-green. Pendapat ini tidak sepenuhnya benar. Masih bisa dijumpai ukm-ukm yang menjual green product dengan harga yang terjangkau. Dan jika di telaah lebih mendalam, hadirnya green cosmetic memberikan nilai ekonomi yang tinggi seiring permintaan konsumen yang semakin sadar akan pentingnya lingkungan lestari dan berkelanjutan.
Tren green cosmetic menjadi peluang usaha bagi UKM yang bergiat pada produk ramah lingkungan. Sedangkan industri kecantikan berskala besar memanfaatkan sebagian dari komoditas lokal sebagai bahan baku produknya. Apabila permintaan komoditas lokal semakin meningkat, maka peluang memberdayakan masyarakat sekitar semakin luas, dan tujuan mencapai masyarakat sejahtera akan tercapai.
- Green cosmetic tidak merusak kulit
Green cosmetic mudah beradaptasi dengan semua jenis kulit, bahkan jenis kulit sensitif sekalipun. Krim organik tidak mengandung pengawet buatan atau parfum sintetis yang dapat menyebabkan alergi dan kerusakan pada kulit sensitif. Kalaupun terdapat kandungan bahan kimia, masih dalam kategori dosis yang rendah dan aman.
Kesimpulan
Tingginya permintaan konsumen pada green cosmetic memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan pasar kosmetik. Seiring meningkatnya kritik dari para konservasionis terhadap industri kecantikan dalam penggunaan bahan kimia beracun yang mendorong para pelaku industri kecantikan untuk mengembangkan dan menghasilkan produk yang ramah lingkungan dan ramah sosial. Beralih menggunakan green cosmetic, tidak hanya untuk mendapatkan cantik yang sehat dan alami, tetapi bentuk dukungan pada lingkungan lestari dan kesejahteraan masyarakat.
Jadi, apakah sudah siap beralih menggunakan kosmetik ramah lingkungan?. Jika Ya, ini saatnya bersama-sama menyelamatkan diri kita, menyelamatkan bumi kita, dan dukung kecantikan yang bersih dan berkelanjutan.
💡Referensi:
1) Video "The Story' of Microbead" : Youtube The Story of Stuff Project
2) Profile Nadia Herbal : www.nadisherbal.com
3) Gambar logo green Product : ebatotes.com
4) Keterangan produk good virtues : goodvirtues.co.id
Comments
Post a Comment