cerita sebelumnya ada di → Part 1
CAMP LEAKEY
Selepas dari Pondok Tanggui, kapal melaju ke camp terakhir yaitu Camp Leakey. Menjadi zona pemanfaatan khusus untuk Orangutan yang telah liar dan semi liar. Didirikan tahun 1971 menjadi pusat rehabilitasi dan pusat penelitian baik dalam maupun luar negeri berkenaan dengan Orangutan dan ekosistem di Tanjung Puting. Melewati jembatan panjang menjadi awal trekking masuk ke pintu camp.
Biasanya, dijumpai sekumpulan kera ekor panjang di pinggir jembatan tengah menunggu pengunjung yang iseng memberi makanan. Di camp terdapat rumah bekas Prof. Gladikas yang sudah kosong, pendiri Camp Leakey. Carolyn Townson Information Center yang mendokumentasikan dan memberikan informasi mengenai habitat Orangutan di Tanjung Puting. Disinilah, dapat mengetahui pohon keturunan dari Orangutan yang hidup di Camp Leakey. Uniknya nama-nama dari tiap keturunan akan mengikuti huruf awalan dari induk asalnya.
Biasanya, dijumpai sekumpulan kera ekor panjang di pinggir jembatan tengah menunggu pengunjung yang iseng memberi makanan. Di camp terdapat rumah bekas Prof. Gladikas yang sudah kosong, pendiri Camp Leakey. Carolyn Townson Information Center yang mendokumentasikan dan memberikan informasi mengenai habitat Orangutan di Tanjung Puting. Disinilah, dapat mengetahui pohon keturunan dari Orangutan yang hidup di Camp Leakey. Uniknya nama-nama dari tiap keturunan akan mengikuti huruf awalan dari induk asalnya.
Sesekali, saya menjumpai beberapa ekor babi hutan yang sedang mencari makan di jalur setapak menuju feeding ground. Satu yang ikonik di feeding ground Camp Leakey, adalah tanda peringatan “Silence Please! Respect The Orangutas!.” Ternyata bukan manusia saja yang butuh ketenangan. Orangutan juga butuh ketenangan saat makan siang.
Atraksi berlangsung pukul 14.00 WITA, hadir seekor induk betina beserta bayinya. Bayi Orangutan begitu mungil dengan matanya yang bulat besar. Mendekap erat dalam pelukan si induk. Seekor owa bergelayutan di dahan pohon sembari mengamati keadaan panggung menunggu dua Orangutan jantan lainnya pergi meninggalkan panggung. Kehadiran babi hutan di sekitar panggung menjadi pelengkap tontotan liar ini hingga akhir atraksi. Entah sudah berapa banyak episode live show yang saya rekam. Setiap pergerakan satwa ini, selalu menarik untuk diabadikan.
Camp Leakey tidak lepas dari sungai hitamnya yang fenomenal. Dibalik kisah misteri sungai Sekonyer, tersembunyi sungai hitam yang menyimpan oksigen tinggi. Warna air yang tampak hitam pekat berasal dari hutan gambut yang tumbuh di sekitar sungai. Oksigen dari zat akar tanaman menjadikan air di sungai ini bersih alami. Sangat bening ketika kita ambil dengan tangan. Di sungai ini, selalu dijadikan tempat untuk bermalam.Air sungai dimanfaatkan oleh para crew untuk mengisi tampungan air. Saya pun menggunakan air sungai ini untuk mandi. Dan terbukti tidak berbau, jernih dan memberikan kesegaran alami.
MALAM KILAU KUNANG-KUNANG
Setiap malam di Tanjung Puting, mudah ditemui kunang-kunang yang berterbangan. Dan salah satu momen yang ditawarkan para penyedia tour adalah momen menyaksikan ribuan kunang-kunang pada malam terkahir di Tanjung Puting.
Meninggalkan Camp Leakey, kapal menuju ke tempat yang lebih sunyi dan jauh dari hilir mudik klotok. Makan malam pun menjadi di awal waktu, karena setelahnya crew akan mulai melipir ke tepi sungai, lebih mendekat ke rimbunan pohon nipah. Semua cahaya dimatikan. Dan terlihat lah percik titik-titik kilau dari segerombolan kunang-kunang yang terbang di kanan kiri pohon nipah. Sungguh indah dan menakjubkan. Sayangnya, sulit sekali untuk bisa merekam momen ini karena sangat gelap dan objeknya yang terlalu kecil. Jika ingin lebih special, bisa candle light dinner diatas kapal bertemankan kerlip kunang-kunang.
Di hutan Tanjung Puting, tidak ada sinyal handphone. Apalagi selama tiga hari, lebih banyak aktivitas di atas kapal kecuali sesi trekking hutan menuju camp. Meskipun tidak ada sinyal, masih banyak hal yang bisa dilakukan. Seperti duduk di dek ujung kapal kemudi sambil menikmati hembusan angin. Bercengkerama sambil menyeruput kopi hangat serta gorengan pisang di atas balkon. Memanfaatkan waktu dengan tidur sepuasnya, berjemur badan sambil mendengarkan alunan alam bersenandung. Banyak moment yang bisa diciptakan bersama warga lokal dan teman seperjalanan yang membuat pengalaman menjadi lebih berkesan.
TIPS TRAVELING KE TANJUNG PUTING
✓ Musim terbaik wisata saat bulan Juni hingga September.
✓ Jangan lupa minum obat malaria sesuai resep dokter
✓ Bawa pakaian yang mudah menyerap keringat
✓ Gunakan sepatu yang nyaman untuk trekking
✓ Sediakan baju hangat untuk malam hari
✓ Bawa peralatan mandi dan tissue sesuai kebutuhan
✓ Bawa botol minum yang dapat diisi ulang
✓ Bawa obat pribadi seperti lotion anti nyamuk & sunblock
✓ Siapkan jas hujan atau topi untuk trekking
✓ Siapkan full baterai kamera & power bank
✓ Sedia buku bacaan, atau games lainnya untuk aktivitas di kapal
✓ Ikuti instruksi pemandu & taati peraturan di tiap camp
Comments
Post a Comment